Kamis, 22 November 2012

HIDUP TIDAK DIHARAPKAN DALAM PILIHAN

Hidup dalam keluarga yang bisa dikatakan sudah berkecukupan, bisa sekolah, punya adik yang lucu-lucu serta memiliki ayah dan ibu yang menyayanginya. 
Hari demi hari dia lalui dengan ceria, senyum penuh canda serta tawa, walaupun sebenarnya dia sudah tak memiliki ayah lagi yang hampir beberapa tahun telah tiada, sekarang dia hidup bersama ayah yang bukan mencium dan melihatnya sejak pertama dia lahir. 
Namun tetap selalu bisa beri kasih sayang diharinya, cerita terus berlanjut jalani kehidupan seperti biasa, tertawa bersama teman, pulang sekolah jalan'jalan terus habiskan waktu dengan teman.  
Sampai pada akhirnya dia mengenal seorang pria namun  berbeda keyakinan dengannya, hari-hari telah di lalui bersama, bersama seorang pria yang telah di kenalnya. 
Tiba saatnya waktu menunjukkan dan dia tau bahwa kedua orangtunya tak menyetujui hubungannya dengan pria tersebut, namun sering kali tentangan itu tak pernah didengarnya tetap pada keyakinannya bahwa dia ingin jalani hidup bersama pria itu, sudah seringkali dia meyakinkan kedua orang tuanya bahwa sesungguhnya pilihan dari hatinya tidak akan salah dan itu yang terbaik. 
Waktu demi waktu terlewati hari demi hari terus dijalani setiap jam, menit juga detik, ucapan dan nasehat ayah'ibunya tak pernah di hiraukannya, tak pernah di tanggapinya, walaupun tau itu semua tujuan masa depan serta kebaikannya, sampai tuhan menunjukkan bukti dari acuhkan orang tuanya , sedangkan saat dia melihat dunia siapa yang menyayanginya ? siapa yang memberi kasih padanya ? lelahnya juga lehah mereka , sakitnya juga sakit mereka , sedihnya juga sedih mereka dan bahagianya juga bahagia mereka, hanya saja tak pernah disadarinya, bukti itu di tunjukkan seiring berjalannya waktu saat dia tau, jalan yang diambilnya salah, saat suatu aib telah menyelubunginya, terjerat dalam nafsu yang menjatuhkannya, dalam keadaan tak sadar atau malah sebaliknya. 
Sekolah di tinggalkan, teman-teman di tinggalkan, orang yang menyayanginya, yang merawatnya hingga tumbuh di acuhkan serta di tinggalkannya tanpa permisi.
Nasi sudah menjadi bubur, penyesalan datangnya selalu diakhir cerita menangisinyapun tiada guna mungkin hanya dikatakan bagai telor di ujung tanduk.  
Saat suatu hari diberanikannya kembali kerumah tujuan meminta maaf, rindu merasakan dekapan hangat seorang ayah serta ibu, senyuman dari mereka yang begitu menenangkan hati menyejukkan jiwa, tapi semua terlambat, ketika luka telah di goreskan, saat air mata dibiarkan jatuh tanpa ada yang mengusap, saat kehidupan berikan waktu yang di laui penuh dengan cobaan, ketika semua yang dibelakang tak dapat di lihat lagi. 
Dan sekarang kenyataan harus dijalani adalah ketika tau bahwa dirinya tak akan di akui oleh orang tuanya, dilepaskan dari ikatan keluarga, walaupun ikatan darah takkan pernah lepas dari tubunya, harus pergi jauh tinggalkan luka yang begitu berarti.  
DAN SAMPAI HARI INI, JAM INI, MENIT INI, DAN DETIK INI AKU TAK PERNAH DENGAR KABARNYA LAGI, DIAMANA DIA SEKARANG, BERSAMA SIAPA SEKARANG DAN SEDANG APA SEKARANG, AKU TAK PERNAH TAU DAN BELUM PERNAH DENGAR KEADAANYA.



masa depan YANG CERAH BERDASARKAN PADA MASA LALU YANG TELAH DILUPAKAN ,,
KAMU TIDAK AKAN PERNAH MELANGKAH DENGAN BAIK 
SAMPAI KAMU MELUPAKAN KEGAGALAN DAN RASA TAKUT DARI KEKECEWAAN ITU :)KECEWA BERCINTA BUKAN BERARTI DUNIA SUDAH BERAKHIR

Tidak ada komentar: